Sabtu, 27 November 2010

GAMBAR PERLENGKAPAN CAMPING










Take nothing but picture

Persiapan Sebelum Melakukan Petualangan

Kegiatan petualangan di alam terbuka banyak dicari orang karena dianggap mampu memberi keseimbangan hidup, karena hidup dialam terbuka lebih nyaman, jauh dari keramaian dan bisa memanfaatkan apa yang ada disekitar kita sebagai bahan yang dapat digunakan dengan seadanya. disini (alam terbuka) kita dapat belajar hidup mandiri, bisa menjaga seluruh kebutuhan hidup dengan sebaik-baiknya, bisa memberikan kepuasan tersendiri (bagi yang hobi), bisa belajar dan memahami menjadi seseorang yang tidak serba gampang dan ada juga yang bilang kalau sudah menjiwai pola hidup di alam terbuka kita bisa menjadi manusia serba mensyukuri segala kenikmatan yang telah diberikan maha kuasa. bayangkan seandainya kamu bisa menjadi orang seperti itu pasti hidup itu lebih menyenangkan dan tidak pernah takut menjadi orang susah (udah latihan susah, ngapain takut susah b'neran. ya ngga'!!!). bagi yang belum mencoba sebaiknya jangan mencoba sendiri, karena alam itu lebih kejam dari kelihatannya. cobalah cari pemandu (guide) yang memahami seluk beluk alam terbuka yang ingin kamu jelajahi, contohnya: seandainya kamu mau mendaki gunung, carilah data gunung tersebut selengkap-lengkapnya & jangan lupa cari juga data tentang penduduk disekitar gunung supaya nanti kamu tidak merasa asing dengan masyarakat disekitar gunung tersebut. mau lebih lengkapnya sebaiknya kamu mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan alam terbuka, biasanya didalam pelatihan kamu akan diberikan materi selengkap-lengkapnya sebelum melaksanakan kegiatan lapangan. pada saat kamu dibawa kelapangan kamu sudah siap amunisi, baik dari fisik mental, pemahaman, sampai ke perlog (perlengkapan &logistik). kalau mau menyewa jasa guide kamu juga minimal harus memahami hal-hal berikut :

PETUALANGAN, RESIKO DAN KESELAMATAN

Petualangan adalah sebuah pengalaman yang hasilnya terkadang tidak pasti. Ketidakpastian ini timbul karena informasi penting yang diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut mungkin hilang, tidak jelas, atau tidak diketahui.

contohnya :

* lingkungan baru yang belum dikenal dengan baik
* resiko yang tidak dapat diprediksikan
* keraguan tentang kemampuan diri

Resiko adalah kemungkinan hilangnya sesuatu yang berharga. Kehilangn tersebut dapat berupa cedera fisik, mental ataupun finansial. Diperlukan suatu pengambilan keputusan untuk menghindari, mengambil, memilih resiko secara rasional. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk keselamatan subyek pelaku kegiatan alam bebas. Inti dari keselamatan adalah penggabungan prosedur yang digunakan agar resiko yang diterima berada dalam batas yang wajar.

TINDAKAN YANG HARUS KITA LAKUKAN

ini merupakan hal yang sangat penting, banyak para petual gagal karena kurang memahami hal dibawah ini dan akibatnya sangat fatal, kalau kamu merasa mempunyai salah satu kekurangan dari hal dibawah ini sebaiknya kamu pelajari dulu bagaimana cara menghilangkannya, karena watak asli kita akan kelihatan ketika kita merasa kecapekan atau sedang dalam masalah.
  • 1. Do'a: berdo'alah kepada yang maha kuasa sebelum melakukan petualanga.
  • 2. kerjasama: kerjasama sangat perlu apalagi dalam sebuah team yang kecil.
  • 3. komunikasi: komunikasi jangan sampai ter meskipun kamu sudah ketinggalan jauh dibelakang, kalau tidak punya HT cobalah untuk menjeritkan suara kita (whu,.,.,.) maksimal 5 menit sekali untuk menandakan keberadaan kita. cobalah buat bahasa isysarat sendiri untuk komunikasi jarak jauh. hal ini ditakutkan ketika terjadi sesuatu kita cepat mengetahui keadaan teman kita
  • 4. kepercayaan: saling mempercai sangat penting karena kita tidak boleh berburuk sangka kepada teman kita, dan juga kita tidak boleh berbohong.
  • 5.pengambilan keputusan: Bertindaklah sebagai seorang yang bijak, pengambilah sebuah keputusan harus mempunyai argumen yang kuat dan dapat dipercaya. ini sangat dibutuhkan ketika sedang dalam kesulitan.
  • 6. pertimbangan: pertimbangkan secara keseluruhan, baik keadaan kita maupun cuaca untuk memungkinkan sebuah petualangan.
  • 7. kesabaran: milikilah kesabaran yang kuat dalam melakukan tindakan apapun dan jangan ceroboh.
  • 8. tidak mudah putus asa: jangan mudah menyerah kalau lagi mengalami kesulitan, pikirkanlah selalu ada jalan keluar untuk kita.
  • 9. ceck perlengkapan: ceck lah perlengkpan sebelum melakukan petualangan (maksudnya kalo udah mau jalan) dan tinggalkan perlengkapan yang tidak dibutuhkan sama sekali.
  • 10. manejment:: atur lah segala sesuatunya secukupya kecuali logistik, karena ini urusan vital sediakan logistik yang lebih dari 2 hari dari perjalanan kita.


ALAM TEMPAT MELAKUKAN KEGIATAN

Kegiatan di alam bebas beragam bentuknya tergantung dari bentuk alam yang kita hadapi. Gambaran alam beserta bentuk kegiatannya :

1. Hutan dan gunung : Penjelajahan dan pendakian
2. Rawa dan pantai : susur pantai
3. Laut : surfing, diving, dll
4. Gua : caving
5. Udara : gantole, paragleding, dll
6. Tebing : rock climbing
7. Sungai : Rafting


http://www.olecamp.co.cc/2010/03/persiapan-sebelum-melakukan-petualangan.html

Teknik Hidup di Alam Bebas

THAB
TEKNIK HIDUP ALAM BEBAS
Untuk dapat menikmati kehidupan alam bebas yang memang kadang-kadang penuh dengan resiko, tidak ada jalan lain selain memahami karakteristik alam tersebut. Gejolak-gejolak yang di timbulkan oleh alam memerlukan suatu teknik untuk mengatasinya
Kebebasan dan kepuasan biasanya suatu hal awal yang ingin dicapai oleh seseorang dalam beraktifitas di alam bebas. Pada fase ini subyek belum memikirkan hal-hal yang akan menimpa dirinya. Jarang terpikir oleh subyek hambatan-hambatan dan resiko yang akan ia terima.
pendakian
Pada fase berikutnya subyek yang tentu saja sering terjun ke medan operasi, akan semakin mengerti mengenai hambatan-hambatan yang akan ia hadapi. Pada fase inilah timbul kesadaran subyek untuk belajar memeahkan masalah-masalah itu.
KEGIATAN ALAM BEBAS SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN DIRI
Pada hakekatnya setiap manusia perlu akan pengembangan diri. Hambatan dan tantangan inilah yang sebenarnya membuat diri subyek berkembang. Hal tersebut juga yang menimbulkan kesadaran atas kemampuan diri seseorang. Jika seseorang telah sadar akan kemampuan dirinya maka setidaknya ia dapat memilih resiko yang ditimbulkan dalam melakukan kegiatan di alam bebas.
Pengembangan diri ini diikuti oleh kemampuan untuk mengikuti alur situasi tersebut. Dalam berkegiatan di alam bebas seringkali kita berhadapan dengan ketidakpastian, rasa takut, rasa cemas, ketidaknyamanan dan hal-hal lain yang menyangkut psikis seseorang. Hal-hal seperti inilah yang mengarahkan diri seseorang untuk mencapai suatu kepercayaan diri yang nantinya berkembang menjadi suatu kemandirian.
Untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut, jelas diperlukan suatu keahlian, ketrampilan dan pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah tersebut. Semuanya dapat dicapai dengan praktek langsung di lapangan, meskipun teori-teori tersebut dapat diperoleh di ruangan.
PETUALANGAN, RESIKO DAN KESELAMATAN
Petualangan adalah sebuah pengalaman yang hasilnya terkadang tidak pasti. Ketidakpastian ini timbul karena informasi penting yang diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut mungkin hilang, tidak jelas, atau tidak diketahui.
contohnya :
  • lingkungan baru yang belum dikenal dengan baik
  • resiko yang tidak dapat diprediksikan
  • keraguan tentang kemampuan diri
Resiko adalah kemungkinan hilangnya sesuatu yang berharga. Kehilangn tersebut dapat berupa cedera fisik, mental ataupun finansial. Diperlukan suatu pengambilan keputusan untuk menghindari, mengambil, memilih resiko secara rasional. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk keselamatan subyek pelaku kegiatan alam bebas. Inti dari keselamatan adalah penggabungan prosedur yang digunakan agar resiko yang diterima berada dalam batas yang wajar.
hiking
PEMACAHAN MASALAH
Masalah biasanya bersifat tantangan beserta pemecahannya.
Unsur-unsur dari hal tersebut dikategorikan sebagai berikut :
  • kerjasama
  • komunikasi
  • kepercayaan
  • pengambilan keputusan
  • pertimbangan
TRANSFER PELAJARAN
Menurut Mchael Gas, ada tiga tahapan untuk mentransfer pelajaran dalam adventure education.
1.  Specific Transfer
Meliputi penggunaan ketrampilan yang serupa dalam situasi serupa
2.  Non Specific Transfer
Berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dipelajari
3.  Methaphoric Transfer
Meliputi penggunaan apa yang dipelajari dalam situasi yang berbeda
KEGIATAN BELAJAR DI ALAM BEBAS
1.  Experimantal
dialami langsung dan diikuti dengan diskusi tentang refleksi apa yang dialami
2.  Dramatis
emosi dan ketegangan akan memfokuskan pikiran
3.  Hal baru
lingkungan yang unik, menghilangkan hirarki
4. Konsekuensi
hasil nyata memberikan feedback pada perilaku
5.  Metaforik
analogi suatu situasi untuk situasi yang lain
6.  Transfer
Memberikan perubahan yang positif terhadap perilaku
ALAM TEMPAT MELAKUKAN KEGIATAN
Kegiatan di alam bebas beragam bentuknya tergantung dari bentuk alam yang kita hadapi. Gambaran alam beserta bentuk kegiatannya :
  • Hutan dan gunung              : Penjelajahan dan pendakian
  • Rawa dan pantai                  : susur pantai
  • Laut                                          : surfing, diving, dll
  • Gua                                            : caving
  • Udara                                       : gantole, paragleding, dll
  • Tebing                                      : rock climbing
  • Sungai                                      : Rafting
  • dll
MASALAH DAN HAMBATAN KEGIATAN ALAM BEBAS
Ada dua faktor utama yang berkaitan dengan masalah dan hambatan kegiatan alam bebas
1.  Faktor individu
- mental dan fisik
- pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
2. Faktor alam
- cuaca dan keadaan geografis
- mahluk hidup yang lain

http://loopdreamer.wordpress.com/2009/05/05/teknik-hidup-di-alam-bebas/

Pencinta Alam dan Petualangan Alam Bebas

Petualangan sering didentikkan dengan pencinta alam, walau pun sebenarnya kedua hal tersebut pada dasarnya berbeda, tetapi memang mempunyai ikatan yang sangat erat. Keterkaitan itu adalah dikarenakan dari sejarahnya, kegiatan petualangan merupakan salah satu bentuk kegiatan dari pencinta alam.

Untuk mencintai alamnya, pencinta alam berusaha mengenal alam dan menyatu dengan alam. Salah satu cara yang mereka lakukan untuk tujuan tersebut adalah dengan berpetualang. Jadi apakah benar bahwa seorang petualang itu pasti juga seorang pencinta alam? Itu relatif….karena seseorang yang pada awalnya hanya ingin berpetualang akhirnya menemukan kecintaan kepada alam dalam petualangannya itu.
Dalam petualangannya, segala sisi penjuru dunia telah dijelajahi manusia, menapaki puncak-puncak tertinggi dunia, menyusuri kedalaman perut bumi, menyelami dalamnya palung lautan, dan bermain-main dengan resiko menghadapi ganasnya jeram dan tingginya tebing. "Hidup adalah soal keberanian. Keberanian menghadapi tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa mengelak. Terimalah dan Hadapilah". Begitulah kata-kata dari Soe Hok Gie, seorang yang telah mencetuskan kata 'Pencinta Alam', pada dekade tahun 60-an.
Tentu kita setuju dengan tulisan pada sebuah plakat di gunung Lawu yang menyebutkan,"Jangan Menjadikan Alam Tantangan". Semakin kita merasa bahwa alam adalah sebuah tantangan, maka semakin alam menjadi musuh yang harus ditaklukkan. Selain itu tidak adil pula jika kita hanya mengeksploitisir keindahan alam untuk kepuasan kita sendiri, kemudian setelah puas ditinggalkan begitu saja.
Maka apapun bentuk dan motivasinya, sebagai manusia yang bertanggung jawab maka dalam berpetualang tentunya adalah bagaimana kita memposisikan diri kita untuk melihat diri kita sebagai bagian dari alam, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
 
Sejarah Petualangan Alam 
Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan "Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju" di Papua. Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis. Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris.
John Beaumont, sebagai orang yang pertama menuruni sumuran gua (potholing) pada tahun 1674.
Pada akhir abad 19 seorang pramuka bernama John Macgregor mengembangkan kendaraan untuk rekreasi. Selanjutnya orang berfikir bagaimana cara agar dapat mengarungi sungai dengan dengan kendaraan yang dapat menampung orang banyak dan perbekalan. 

Sejarah Singkat Pencinta Alam Indonesia
Kata "Pencinta Alam" hanya ada di Indonesia. Di luar negeri mungkin lebih dikenal dengan istilah aktivis lingkungan. Konsep Pencinta Alam dicetuskan oleh Soe Hok Gie pada tahun 1964. Gie sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru. Gerakan "Pencinta Alam" awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme-patriotik. Perlawanan ini dilakukan dengan mengambil cara berpetualang dengan alasannya yaitu :
"Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi (kemunafikan) dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung." (Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran)
Era pencinta alam sesudah meninggalnya Soe Hok Gie ditandai dengan adanya ekspedisi besar-besaran, dan era berikutnya ditandai dengan Era 1969-1974, merupakan era antara masa kematian Gie dan masa muncul munculnya 'Kode Etik Pencinta Alam' (KEPAI). Era ini menandai munculnya tatanan baru dalam dunia kepencinta-alaman, dengan diisahkannya KEPAI di Gladian IV Ujungpandang, 24 Januari 1974. Ketika itu di barat juga sudah mengenal suatu 'Etika Lingkungan Hidup Universal' yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepencintaalaman Indonesia dan perhatian pada lingkungan hidup di negara-negara industri. Lima tahun setelah kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikan Pencinta Alam sebagai aktivitas yang teo-filosofis, beretika, cerdas, manusiawi/humanis, pro-ekologis, patriotisme dan anti-rasial. 

Prinsip Dasar Petualangan Alam
Dalam Etika 'Etika Lingkungan Hidup Universal' Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam kegiatan petualangan yaitu :
Take nothing but picture, Leave nothing but footprint, Kill noting but time.

Dalam Kode Etik Pencinta Alam Indosnesia, disebutkan :
Memelihara alam beserta isinya………….dst

Dalam pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai rasa tanggung jawab kepada alam. Selain didukung dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai, juga dalam petualangan mutlak diperlukan kemampuan yang mencukupi. Kemampuan itu adalah kemampuan teknis yang yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan. Sebagai contoh, pendaki harus memahami ritme berjalan saat melakukan pendakian, menjaga keseimbangan pada medan yang curan dan terjal sambil membawa beban yang berat serta memahami kelebihan dan kekurangan dari perlengkapan dan peralatan yang dibawa serta paham cara penggunaannya.
Lalu, kemampuan kebugaran yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. Berikutnya, kemampuan kemanusiawian. Ini menyangkut pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi/kemauan, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
Seorang pendaki seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukan pendakian, apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim.
Tak kalah penting adalah kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan terhadap iklim dan medan kegiatan harus dimiliki seorang pendaki. Ia harus memahami pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap kondisi lingkungan yang ia datangi.
Keempat aspek kemampuan tersebut harus dimiliki seorang pendaki sebelum ia melakukan pendakian. Sebab yang akan dihadapi adalah tidak hanya sebuah pengalaman yang menantang dengan keindahan alam yang dilihatnya dari dekat, tetapi juga sebuah risiko yang amat tinggi, sebuah bahaya yang dapat mengancam keselamatannya. 

http://sekberpab.org/index.php?option=com_content&view=article&id=17:pencinta-alam-dan-petualangan-alam-bebas&catid=27:umum

Selasa, 23 November 2010

Tips Mendaki Gunung untuk Pendaki Pemula

Tips mendaki gunung berikut buat para pendaki pemula. Meskipun buat para pendaki yang sudah terbiasa mendaki gunung tidak ada salahnya untuk mengikuti tips-tips berikut. Inti dari kegiatan pendakian gunung untuk menikmati dan mensyukuri keindahan alam tanpa merusak dan menyakiti gunung itu sendiri dan diri sendiri sebagai pendaki. Saya biasa menyebutkannya sebagai menikmati tanpa menyakiti.
Mendaki gunung merupakan salah satu hobi yang kian hari kian marak dan banyak digemari.Kegiatan pendakian gunung, sebagaimana kegiatan di alam bebas lainnya, selalu penuh petulangan yang menantang, bahkan terkadang ekstrim.
Pendaki pemula mendaki gunungLantaran itu, dalam melakukan pendakian gunung, seorang pendaki musti melakukan persiapan yang matang. Jangan sampai kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan kepuasan diri ini berakibat yang merugikan buat diri pendaki dan alam (lingkungan hidup). Tips-tips mendaki gunung buat pendaki pemula berikut mungkin sedikit membantu persiapan pendakian gunung tersebut.
Tips Mendaki Gunung untuk Pemula. Untuk mendaki gunung, beberapa hal (tips) yang harus diperhatikan antara lain:
  • Perencanaan pendakian
Tips pertama adalah melakukan perencanaan pendakian dengan matang. Pemilihan lokasi, rute pendakian, kondisi cuaca, jumlah pendaki, jangka waktu, akan mempengaruhi perbekalan dan peralatan yang musti dipersiapkan. Jangan lupa untuk mendapatkan ijin resmi dari pihak-pihak terkait (termasuk orang tua atau pacar).
  • Kesiapan fisik dan mental
Tips selanjutnya adalah mempersiapkan fisik dan mental seperti dengan melakukan olah raga secara rutin.
  • Penguasaan medan dan rute
Penguasaan medan dan rute merupakan sebuah hal yang sangat penting. Paling tidak dalam satu kelompok pendakian gunung musti ada lebih dari satu orang yang benar-benar telah menguasai medan dan hapal rute pendakian.
  • Perlengkapan yang mencukupi tapi tidak memberatkan
Membawa perlengkapan yang mencukupi merupakan tips selanjutnya. Perlengkapan hendaknya disesuaikan dengan lokasi, rute, jangka waktu, jumlah pendaki dan kondisi cuaca. Namun beberapa peralatan yang sangat penting diantaranya; tas rangsel khusus pendaki (carrier), sepatu trekking, jaket, jas hujan, matras, sleeping bag (kantong tidur), baju ganti, senter dan alat penerangan, korek api, tenda, kantong plastik, kompor dan peralatan masak mini, alat komunikasi (seperti hape), tempat air, dan peralatan survival dan obat-obatan.
Tips dalam memasukkan peralatan dalam carrier (tas rangsel) hendaknya dengan komposisi barang yang paling berat di posisi atas sedangkan barang yang lebih ringan di bagian bawah. Pengaturan ini berguna agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada di pundak, bukan di pinggang hingga memudahkan kaki melangkah saat pendakian gunung
Barang-barang bawaan sbelum dimasukkan tas dibungkus dahulu dengan menggunakan kantong plastik. Tips ini untuk mencegah barang menjadi basah (berfungsi sebagai lapisan anti air) atau tercampur dengan peralatan atau pakaian kotor dan basah yang telah dipergunakan.
  • Bahan makanan yang mencukupi
Tips membawa makanan dalam mendaki gunung juga penting. Bawalah makanan yang ringan, ringkas namun cukup mengandung kalori. Juga bahan makanan yang cepat dimasak. Jangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol karena meskipun hangat namun minuman beralkohol dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.
  • Memperoleh izin dan melapor pada Pos Pendakian
Sebelum pendakian dilakukan musti melapor dan memperoleh izin dari pihak-pihak terkait terutama di Pos Pendakian. Di pos pendakian ini, isilah buku tamu dengan mencantumkan lama pendakian, alamat lengkap dan nomor telepon keluarga atau teman yang dapat dihubungi bila terjadi musibah di gunung. Setelah kembali (turun) dari mendaki gunung jangan lupa untuk melapor kembali ke Pos Pendakian.
  • Tidak merusak alam
Menikmati keindahan alam tanpa merusak atau menyakiti alam tentu akan semakin indah. Karena itu selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti melakukan aksi coret-coret (vandal), menebang tumbuhan sembarangan, menangkap hewan, memetik bunga (seperti edelweiss), maupun membuang sampak nonorganik.
Sampah, terutama sampah plastik yang dihasilkan selama pendakian hendaknya dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibawa turun gunung dan dibuang di tempat sampah di Pos Pendakian. Tips ini sesuai dengan semboyan yang biasanya dipegang oleh pencinta alam; jangan pernah meninggalkan apapun di gunung kecuali tapak kaki dan kenangan.
Jika selesai menyalakan api unggun, matikan hingga betul-betul padam termasuk bara apinya dengan menyiram air atau menutupnya dengan tanah. Juga ketika membuang putung rokok, matikan dulu bara apinya. Ini untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan.
Dengan melakukan tips-tips mendaki gunung di atas, pendakian yang dilakukan meskipun oleh pemula dapat terlaksana sesuai harapan dan terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersesat ataupun terkena hipotermia. Karena pada prinsipnya, sebuah pendakian gunung bukanlah sekedar untuk mencapai puncak gunung belaka, namun juga musti mampu kembali pulang.
Tips mendaki gunung untuk pemula ini beberapa kali saya sampaikan dalam latihan dasar pecinta alam dengan koreksi di sana-sini. Mungkin terdapat beberapa penggalan tips yang mirip artikel di situs lainnya yang sudah saya lupa alamatnya.